Substansi tentang "Teori" berdasarkan refrensi
Pada hakekatnya teori
berasal dari bahasa Yunani “Theorein”, artinya pandangan yang gunanya untuk
memberi keterangan bagi suatu hal tertentu. Dalam ilmu pengetahuan teori
berguna untuk membari keterangan bagi gejala-gejala tertentu, tapi umumnya
teori dalam ilmu pengetahuan berupa sistem yang berdiri atas berbagai dalil
(yang dikutip dari dunia pengalaman) dan hipotesa-hipotesa yang keduanya
berdasar pada asas tertentu. Seterusnya istilah teori itu sering pula dipakai
sebagai lawan terhadap pengertian praktek atau pengalaman.
Teori
adalah sperangkat konsep. Defenisi dan dalil yang saling terkait secara
sistematis yang dikedepankan unutk menjelaskan dan mempradiksi fenomena yang
terjadi di njalan raya. (ANGHA, NADER.
2002)
JONATHAN H. TURNER, Teori adalah sebuah proses
mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa
suatu peristiwa terjadi.
EMORY – COOPER mengartikan Teori sebagai suatu
kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama
lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan
dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu.
NAZIR,Teori adalah pendapat yang
dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
MANNING, Teori adalah seperangkat asumsi dan
kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu sama lain. Teori
akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola yang
diamati.
GIBBS, Teori sebagai sekumpulan pendapat
yang logis.
KING, Teori adalah sekumpulan konsep yang
ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat diamati dalam dunia nyata.
ACHMAD SUDRAJAT,
·
Teori
harus merupakan satu set proporsi yang yang saling berhubungan.
·
Mampu
memperlihatkan hubungan antar variabel
·
Dapat
menjelaskan hubungan antar variabel
Teori
muncul karena adanya fenomena atau peristiwa. Merumuskan suatu teori mendorong
berkembangnya ide – ide atau pendapat – pendapat untuk menjelaskan fenomena
tersebut. Ide atau pendapat tersebut biasanya ditarik dari kajian sejumlah
fakta -fakta yang berhubungan dengan fenomena terkait. Tetapi ada juga pendapat
yang merupakan hasil – hasil dari spekulasi. Maksud spekulasi disini adalah pendapat
atau dugaan yang tidak berdasarkan kenyataan atau memperkirakan.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori adalah sekumpulan pendapat atau
pernyataan yang berisi konsep – konsep, definisi, dan variabel – variabel yang
saling berkaitan secara sistematis yang dapat menjelaskan apa dan bagaimana
peristiwa atau fenomena tersebut terjadi. Suatu teori nantinya akan
menghasilkan sebuah ramalan atau prediksi yang dapat dibandingkan dengan pola –
pola yang diamati. Teori akan menjadi “sebab” ( asal, awalan, alasan, latar
belakang, dan lainnya ) untuk melakukan suatu tindakan.
Teori
bersifat selalu berkembang sejalan dengan perubahan atau perkembangan manusia.
Teori tidak dapat dinilai dengan benar atau tidak benar, tetapi yang dapat
dikatakan bahwa teori itu masih cocok atau tidak untuk menerangkan gejala yang
diamati.
Memahami
Keteraturan rekayasa Alam, Keteraturan Sosial Manusia, keteraturan Rekayasa
Teknologi.
Keteraturan rekayasa ini
dapat dibedakan dalam tiga keteraturan, yaitu : (1) keteraturan alam, (2)
keteraturan kehidupan sosial manusia dan (3) keteraturan rekayasa teknologi.
·
Keteraturan Alam
Alam merupakan
media yang dapat menciptakan suatu ilmu pengetahuan karena segala yang
berhubungan dengan alam dapat dijelaskan dan diprediksikan relative tepat. Ilmu
alam termasuk ilmu Hard science yang bersifat determinate. Kemampuan manusia
untuk mengembangkan teori tentang alam berkembang cukup pesat. Ambil contohnya hukum
gravitasi, munculnya teori ini berawal dari mengamati buah yang jatuh dari
pohonnya. Setelah dilakukan penelitian muncul teori yang dikenal dengan Hukum
Newton, dimana dalam hukum tersebut kecepatan gravitasi semua benda itu sama (
g = 10 m/s ).
Namun
di sisi lain, kadang kala manusia menjadi kebabalasan dalam memperlakukan alam
serta mengekploitasinya diluar batas kendali. Akibatnya alam tidak bersahabat
menjadi tidak ramah lagi. Contohnya pemanasan global dan rusaknya lapisan ozon yang
merupakan cerminan dari ketidakarifan manusia dengan ilmu dan teori yang
dimilikinya dalam memperlakukan alam.
·
Keteraturan Kehidupan Sosial Manusia
Hidup
manusia memiliki keragaman yang sangat luas. Ilmu tentang kehidupan manusia ini
termasuk soft science yang bersifat indeterminate. Kemajuannya tidak sepesat
kemajuan teori alam.
Sebagai
contohnya, ketika manusia mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk orang
lain, maka secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap pola
hidup manusia itu sendiri, baik dalam hal ekonomi, sosial, politik, atau pun
dalam perilaku sehari-hari. Hal ini yang memicu berkembangnya ilmu dan teori
tentang kehidupan manusia, seperti teori ekonomi, pendidikan, sosial dan
sebagainya.
Namun
apabila perkembangan teori tentang kehidupan manusia ini tidak disertai dengan
etika dan moral, maka yang terjadi justru kemunduran dan proses dehumanisasi
yang menghilangkan fitrah kemanusiaan.
·
Keteraturan Rekayasa Teknologi
Keteraturan
alam yang determinate, dapat dibedakan menjadi dua; yakni keteraturan
substantif dan keteraturan esensial. Pohon mangga Arumanis akan berbuah mangga
Arumanis. Ketika ilmuwan berupaya menemukan esensi pohon mangga yang tahan hama
penyakit, ilmuwan berupaya membuat rekayasa agar dapat diciptakan pohon mangga
baru manalagi yang enak buahnya, banyak buahnya, dan pohonnya tahan hama
penyakit, di sini nampak bahwa ilmuwan mencoba menemukan keteraturan esensial
pada benda organik. Produk teknologi merupakan produk kombinasi antara
pemahaman ilmuwan tentang keteraturan esensial yang determinate dengan upaya
rekayasa kreatif manusia mengikuti hukum keteraturan alam.
Yang
menjadi persoalan dari kemajuan rekayasa teknologi adalah ketika ilmuwan telah
berhasil mengembangkan teknologi cloning pada kambing dengan maksud untuk
mendapatkan jenis varietas unggul yang persis sama dengan “induknya”.
Bagaimana
kalau diujicobakan pada pada manusia ? Seandainya ini terjadi, maka penduduk
dunia ini akan di isi dengan manusia-manusia yang sejenis dan banyak kemiripan,
akan didapatkan ribuan duplikat Einstein yang sangat genius atau bahkan ribuan
duplikat Fira’un yang sangat zalim. Jelas, semua ini mengingkari fitrah manusia
dan tidak boleh terjadi dan seharusnya rekayasa teknologi tidak dimaksudkan ke
arah itu.
Sumber :