Laman

Rabu, 28 Maret 2012

Arsip Kuliah Teori Arsitektur

Catatan !!!  
Substansi tentang "Teori" berdasarkan refrensi
Pada hakekatnya teori berasal dari bahasa Yunani “Theorein”, artinya pandangan yang gunanya untuk memberi keterangan bagi suatu hal tertentu. Dalam ilmu pengetahuan teori berguna untuk membari keterangan bagi gejala-gejala tertentu, tapi umumnya teori dalam ilmu pengetahuan berupa sistem yang berdiri atas berbagai dalil (yang dikutip dari dunia pengalaman) dan hipotesa-hipotesa yang keduanya berdasar pada asas tertentu. Seterusnya istilah teori itu sering pula dipakai sebagai lawan terhadap pengertian praktek atau pengalaman.
            Teori adalah sperangkat konsep. Defenisi dan dalil yang saling terkait secara sistematis yang dikedepankan unutk menjelaskan dan mempradiksi fenomena yang terjadi di njalan raya. (ANGHA, NADER. 2002)
JONATHAN H. TURNER, Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.
EMORY – COOPER mengartikan Teori sebagai suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu.
NAZIR,Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.
MANNING, Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola yang diamati.
GIBBS, Teori sebagai sekumpulan pendapat yang logis.
KING, Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat diamati dalam dunia nyata.
ACHMAD SUDRAJAT,
·         Teori harus merupakan satu set proporsi yang yang saling berhubungan.
·         Mampu memperlihatkan hubungan antar variabel
·         Dapat menjelaskan hubungan antar variabel
Teori muncul karena adanya fenomena atau peristiwa. Merumuskan suatu teori mendorong berkembangnya ide – ide atau pendapat – pendapat untuk menjelaskan fenomena tersebut. Ide atau pendapat tersebut biasanya ditarik dari kajian sejumlah fakta -fakta yang berhubungan dengan fenomena terkait. Tetapi ada juga pendapat yang merupakan hasil – hasil dari spekulasi. Maksud spekulasi disini adalah pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan kenyataan atau memperkirakan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori adalah sekumpulan pendapat atau pernyataan yang berisi konsep – konsep, definisi, dan variabel – variabel yang saling berkaitan secara sistematis yang dapat menjelaskan apa dan bagaimana peristiwa atau fenomena tersebut terjadi. Suatu teori nantinya akan menghasilkan sebuah ramalan atau prediksi yang dapat dibandingkan dengan pola – pola yang diamati. Teori akan menjadi “sebab” ( asal, awalan, alasan, latar belakang, dan lainnya ) untuk melakukan suatu tindakan.
Teori bersifat selalu berkembang sejalan dengan perubahan atau perkembangan manusia. Teori tidak dapat dinilai dengan benar atau tidak benar, tetapi yang dapat dikatakan bahwa teori itu masih cocok atau tidak untuk menerangkan gejala yang diamati.

Memahami Keteraturan rekayasa Alam, Keteraturan Sosial Manusia, keteraturan Rekayasa Teknologi.
Keteraturan rekayasa ini dapat dibedakan dalam tiga keteraturan, yaitu : (1) keteraturan alam, (2) keteraturan kehidupan sosial manusia dan (3) keteraturan rekayasa teknologi.
·         Keteraturan Alam
Alam merupakan media yang dapat menciptakan suatu ilmu pengetahuan karena segala yang berhubungan dengan alam dapat dijelaskan dan diprediksikan relative tepat. Ilmu alam termasuk ilmu Hard science yang bersifat determinate. Kemampuan manusia untuk mengembangkan teori tentang alam berkembang cukup pesat. Ambil contohnya hukum gravitasi, munculnya teori ini berawal dari mengamati buah yang jatuh dari pohonnya. Setelah dilakukan penelitian muncul teori yang dikenal dengan Hukum Newton, dimana dalam hukum tersebut kecepatan gravitasi semua benda itu sama ( g = 10 m/s ).
Namun di sisi lain, kadang kala manusia menjadi kebabalasan dalam memperlakukan alam serta mengekploitasinya diluar batas kendali. Akibatnya alam tidak bersahabat menjadi tidak ramah lagi. Contohnya pemanasan global dan rusaknya lapisan ozon yang merupakan cerminan dari ketidakarifan manusia dengan ilmu dan teori yang dimilikinya dalam memperlakukan alam.
·         Keteraturan Kehidupan Sosial Manusia
Hidup manusia memiliki keragaman yang sangat luas. Ilmu tentang kehidupan manusia ini termasuk soft science yang bersifat indeterminate. Kemajuannya tidak sepesat kemajuan teori alam.
Sebagai contohnya, ketika manusia mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain, maka secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap pola hidup manusia itu sendiri, baik dalam hal ekonomi, sosial, politik, atau pun dalam perilaku sehari-hari. Hal ini yang memicu berkembangnya ilmu dan teori tentang kehidupan manusia, seperti teori ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya.
Namun apabila perkembangan teori tentang kehidupan manusia ini tidak disertai dengan etika dan moral, maka yang terjadi justru kemunduran dan proses dehumanisasi yang menghilangkan fitrah kemanusiaan.
·         Keteraturan Rekayasa Teknologi
Keteraturan alam yang determinate, dapat dibedakan menjadi dua; yakni keteraturan substantif dan keteraturan esensial. Pohon mangga Arumanis akan berbuah mangga Arumanis. Ketika ilmuwan berupaya menemukan esensi pohon mangga yang tahan hama penyakit, ilmuwan berupaya membuat rekayasa agar dapat diciptakan pohon mangga baru manalagi yang enak buahnya, banyak buahnya, dan pohonnya tahan hama penyakit, di sini nampak bahwa ilmuwan mencoba menemukan keteraturan esensial pada benda organik. Produk teknologi merupakan produk kombinasi antara pemahaman ilmuwan tentang keteraturan esensial yang determinate dengan upaya rekayasa kreatif manusia mengikuti hukum keteraturan alam.
Yang menjadi persoalan dari kemajuan rekayasa teknologi adalah ketika ilmuwan telah berhasil mengembangkan teknologi cloning pada kambing dengan maksud untuk mendapatkan jenis varietas unggul yang persis sama dengan “induknya”.
Bagaimana kalau diujicobakan pada pada manusia ? Seandainya ini terjadi, maka penduduk dunia ini akan di isi dengan manusia-manusia yang sejenis dan banyak kemiripan, akan didapatkan ribuan duplikat Einstein yang sangat genius atau bahkan ribuan duplikat Fira’un yang sangat zalim. Jelas, semua ini mengingkari fitrah manusia dan tidak boleh terjadi dan seharusnya rekayasa teknologi tidak dimaksudkan ke arah itu.



Sumber           :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar